Cara Budidaya Udang Galah Air Tawar
Banyak sekali orang yang suka dengan makanan hasil laut, sehingga saat ini banyak bermunculan restoran atau rumah makan sea food bahkan pedagang-pedagang kaki lima yang khusus berjualan menu makanan sea food. Salah satu menu yang paling digemari adalah dari bahan udang, walaupun harganya relatif mahal tapi tetap saja udang menjadi menu favorit banyak orang. Karena banyaknya peminat maka banyak dijual udang-udang yang masih hidup atau udang mentah di pasar atau super market, tapi ternyata yang sering kita dapatkan kebanyakan bukan udang yang hidup dilaut melainkan udang hasil budidaya di air tawar karya petani kita.
Sebelumnya udang yang sangat populer di kalangan para petani adalah udang Windu yang dibudidayakan di air payau. Tapi setelah ditemukannya jenis Udang Galah pada tahun 1972 di Lembaga Penelitian Perikanan Darat Pasar Minggu Jakarta yang ternyata lebih mudah pemeliharaannya karena hidup di air tawar dengan kondisi iklim yang cocok untuk Indonesia, maka banyak petani udang yang lebih memilih udang Galah karena dianggap lebih menjanjinkan dan mudah pemeliharaannya.
Anda juga bisa mempelajari cara budidaya udang galah air tawar barangkali Anda berminat mengembangkan peluang usaha agrobisnis. Udang Galah memiliki ukuran yang cukup besar dan rasa yang manis, sehingga udang Galah dijuluki Mini Lobster karena rasanya sama seperti lobster. Udang Galah juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi baik untuk konsumsi dalam negeri ataupun kualitas ekspor karena permintaan selalu meningkat tiap tahunnya baik dari orang Indonesia ataupun orang asing.
Agar kebutuhan pasar terpenuhi tentunya dibutuhkan cara yang tepat untuk menghasilkan produksi udang galah yang melimpah dalam skala besar dengan waktu yang terukur.
Sebelum kita membahas cara budidaya Udang Galah lebih lanjut, perlu juga mengenal tentang jenis dan ciri-cirinya:
- Udang Galah termasuk ke dalam famili Palamonidae
- Badan udang galah terdiri atas 3 bagian:
- kepala dan dada (Cephalothorax)
- badan (Abdomen)
- ekor (Uropoda)
Udang Galah bisa hidup di dua habitat. Pada stadia larva Udang Galah hidup di air payau, dan pada stadia juvenil hingga dewasa kembali ke air tawar. Pada stadia larva metamorfose bisa terjadi sebanyak 11 kali dengan waktu selama + 30-35 hari. Udang Galah cenderung aktif pada malam hari dan bersifat omnivora.
Untuk mengetahui udang jantan dan betina dapat dilihat dari ciri-ciri fisiknya:
a. Udang jantan:
- Ukuran tubuh relatif lebih besar
- Bagian perut lebih ramping
- Pasangan kaki jalan yang kedua relatif lebih besar dan panjang (bahkan dapat mencapai 1,5 kali panjang total tubuhnya)
- Alat kelamin terdapat pada basis pasangan kaki jalan kelima
- Ukuran pleuron lebih pendek
- Pasangan kaki jalan terlihat lebih rapat dan lunak
b. Udang betina:
- Tubuh lebih kecil
- Bagian perut lebih besar
- Pasangan kaki jalan kedua tumbuh lebih besar, tetapi tidak sebesar dan sepanjang udang jantan
- Alat kelamin terletak pada pangkal kaki ketiga, merupakan suatu lubang yang disebut thelicum.
- Ukuran pleuron memanjang
Proses Reproduksi Udang Galah
Pemijahan udang galah alami terjadi ketika induk jantan dan betina yang sudah matang gonad / siap kawin dipasangkan ke dalam wadah pemeliharaan yang sama. Proses pemijahan udang Galah memerlukan waktu yang relatif sangat singkat antara satu sampai dua hari, beda dengan proses perkawinan ikan lainnya seperti ikan mas, lele dan lain-lain. Udang Galah yang telah matang gonad akan memijah / kawin secara alami.
Proses perkawinan udang Galah dipengaruhi dan sangat berkaitan erat dengan proses pergantian kulit (moulting) pada induk betina, dan proses moulting serta pemijahan dipengaruhi oleh kelenjar hormon yang terdapat pada tangkai mata.
Proses perkawinan terjadi seperti berikut:
- Terjadi pergantian kulit pada udang betina yang disebut premattingmoult, udang betina menjadi lemah dan pada saat inilah perkawinan terjadi.
- Udang jantan mengeluarkan sperma yang kemudian ditampung pada spermatheca diantara kaki jalan betina.
- Selanjutnya merupakan proses pembuahan yang terjadi di luar tubuh induknya pada saat telur turun melalui lubang kelamin, yang kemudian akan dipindahkan ke tempat pengeraman.
- Telur yang berada pada spermatheca akan dibuahi oleh sperma. Setelah terjadi proses pembuahan, telur disimpan pada ruang pengeraman yang berada diantara kaki renang induk betina sampai saatnya untuk menetas.
Kalau di alam bebas, proses pemijahan umunya terjadi di muara sungai. Di daerah dengan suhu tropis seperti Indonesia, proses pemijahan bisa terjadi sepanjang tahun. Dan umumnya proses pemijahan terjadi di muara sungai, hal ini karena larva / naupli dari udang Galah hanya dapat hidup dan dapat berkembang pada kondisi air payau dengan kadar garam antara 8 – 12 ppt. Tapi tenang saja untuk cara budidaya udang galah air tawar tidak membutuhkan media air payau atau air laut.
Sumber: http://binaukm.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar